Jumat, 29 April 2016

cerpen sebutir luka telah memudarkan kebahagiaan yang terukir




Sebutir luka telah memudarkan kebahagiaan yang telah terukir
Aku sangat mengagumi dan mencintai seseorang tapi aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan, mencintainya walau hanya diam-diam. Kevin laki-laki penuh pesona yang membuat semua wanita yang melihat kagum dan tergila-gila kepadanya, begitu juga denganku. Namun, aku sadar dia mustahil untuk bisa ku miliki, dimiliki oleh wanita biasa sepertiku. Pandangan ku tertuju kepada sesosok laki-laki tinggi putih itu.
“ Dia ada disana, sedang bermain basket” gumamku sebari tersenyum.
Tapi aku hanya bisa memandangnya dari tempat ku berdiri sekarang, aku tak memiliki keberanian untuk bertatap muka atau hanya sekedar mengobrol denganya, apalagi menyatakan perasaanku kepadanya itu sangat mustahil sekali. bukankah tak wajar bila wanita yang terlebih dahulu menyatakan rasa cintanya???
Setelah jam pelajaran usai aku bergegas menuju perpustakaan sekolah, aku ingin meminjam buku ipa, akan tetapi wajah Kevin selalu ada di pikiranku dan aku juga selalu saja memikirkan dia.
“ kenapa aku selalu memikirkan dia!!! Yang sudah jelas-jelas dia tidak mencintaiku bahkan dia tidak mengenaliku sekalipun. jadi buat apa aku memikirkan dia, ayolah Lavina lupakan!! … ayo lupakan dia…!!!.” Kataku dalam hati.
 Saat aku sudah usai mengambil buku yang ku inginkan di rak buku, aku lalu menyerahkan kartu perpus ku kepada ibu perpus, dan setelah itu aku segera bergegas menuju kelas. Saat aku sedang berjalan menuju kelas, Tiba-tiba saja, tanpa sengaja aku menabrak Kevin. laki-laki yang selama ini aku cintai dan aku kagumi .
“ maaf, aku gak sengaja” kataku pelan, sambil mengambil buku ku yang terjatuh ke lantai. Aku juga tak berani mentap wajahnya secara dekat seperti ini.
“ iya, gak apa-apa” Ucap Kevin dengan singkat.
 Aku berusaha untuk menjauhi Kevin, karena aku sungguh tak bisa mengontrol jantungku yang berdegup amat kencang saat Kevin berada di dekatku.
      Saat aku melangkahkan kaki hendak menjauhinya tiba-tiba saja ia menarik tanganku dan berkata
“ tunggu…. Kamu Lavina kelas 12 ipa kan??”  katanya sambil tersenyum ke arahku.
 “ i…iya, kamu tau dari mana?” kataku, aku bingung dari mana Kevin bisa mengetahui namaku.
“ kamu, aku tau namamu dari temenku” katanya sedikit tertawa.
“oh gituh” jawabku singkat.
 Aku senang sekali berarti Kevin suka memperhatikanku.
 “ aku pergi ke ruang guru ya” kata Kevin.
 “ iya” jawabku disertai senyuman.
 Kevin pun sudah pergi jauh meninggalkanku, sedangkan aku diam membisu dan masih terpaku diam disini.
Aku terus saja mengingat kejadian itu, seakan-akan dia tidak mau hilang dari pikiranku, Aku menyangka bahwa kejadian itu hanya mimpi bukan kenyataan.
1 minggu kemudian…… 
Hp ku bergetar, pertanda ada pesan yang masuk. Ku lihat layar hp ku, disana tertera nomor yang tak ku kenal. Ku buka pesan itu
Hay Lavina
Ini aku Kevin, aku ingin berteman lebih dekat denganmu. Boleh kan??
Aku terkejut sekali setelah membaca pesan ini, apa benar itu Kevin????.... lalu darimana dia dapat nomorku?? Pikirku dalam hati. Entahlah yang jelas setelah aku membaca pesan ini perasaanku menjadi tidak karuan, aku juga merasakan jantungku berdegup sangaaat kencang.
 Ku balas pesan Kevin sambil tersenyum kegirangan.
“ boleh kok .... tapi apa aku boleh tau ??? kamu tau nomor hp ku darimana???”
 dia membalasnya.“ aku tau nomor hp kamu dari sahabatmu Audry”.
“oh dari Audry”. Jawabku singkat.
Satu minggu semenjak Kevin mengirim pesan kepadaku, kini aku dan Kevin pun lebih akrab. Kevin juga sangat perhatian padaku, sering mengingatkanku untuk makan, dia juga tak lupa mengingatkanku agar jangan terlalu cape, dia juga tak lupa mengirim ucapan good morning, di setiap pagi ,dan ucapan good night, di setiap malam sebelum tidur. dan tak lupa dia juga selalu mengingatkanku untuk selalu membaca doa sebelum tidur. Entah setatus apa yang sedang aku jalani dengannya  sekarang.
….
       Seusai jam pelajaran aku pun bergegas menuju kantin bersama dengan sahabatku Audry.
Sesampainya di kantin…
 “ audry tumben bangeeet ya kantin agak sepi biasanya kan kantin rame bangeet sampe-sampe kita harus berdesak desakan.”
 “ iya betul Lavina, kok tumben amat ya kantin sepi, apa orang-orang lagi pada males pergi ke kantin” ucap audry sebari melahap burger di tanganya.
 Tiba- tiba saja hp ku berbunyi… ternyata Kevin menelponku.
 “ halo Lavina”
“ iya vin ada apa?? “
“ ada yang pengen aku omongin dan tunjukin sama kamu”
“ mau ngomongin apa??? …. Dan mau nunjukin apa???” tanyaku kepada Kevin
“ udah kamu kesini aja ya ke taman sekolah”
“ emangnya ada apa sih???”
“udah kamu cepet kesini aja”
“ iya, nanti aku kesana”
Ku tutup teleponku, aku pun segera bergegas menemui Kevin yang sedang berada di taman sekolah. Sesampainya di taman, ku tak melihat Kevin, “dimana Kevin?? Apa dia sengaja mengerjaiku???” Batinku dalam hati.
 “ Lavinaaaaaa”
ku dengar seseorang tengah memanggilku dan suara itu sudah tak asing lagi bagiku.  “ya, itu adalah suara Kevin”  kataku sembari mencari arah suara itu berasal. Dan benar saja itu suara Kevin dan aku sangat terkejut sekali melihat banyaknya teman-teman yang mengelilingi aku dan Kevin. Aku tak mengerti dan bingung apa yang terjadi saat ini. Kevin mulai membuka suara
“ Lavina…hmmm La…La..Lavina, mmmm…maa… maukah kau menjadi pacarku?”
Aku terdiam mendengar ucapan Kevin, aku tak percaya dengan apa yang tadi Kevin ucapkan kepadaku, tak terasa air mataku satu per satu  jatuh membasahi pipi. Teriakan teman-teman menggema di seluruh taman sekolah, aku benar-benar tak percaya, dan aku benar-benar sangat bahagia, terkejut dan tak menyangka Kevin akan menyatakan cinta dengan cara seromantis ini.
“ Terima …. Terima …. “ teriak teman-teman sambil bertepuk tangan.
Aku terdiam sejenak……
“ aku….aku…aku mau menjadi pacarmu Kevin” jawabku.
Seketika teman-teman bertepuk tangan dan bersorak gembira.
“ terima kasih Lavina, kamu mau menjadi bagian dalam hidupku”  katanya pelan namun terdengar sangat indah sekali di telingaku.
“ terima kasih juga kevin karena kamu sudah memberikan warna kebahagiaan dalam hidupku” sahutku.
Banyak hal mengesankan yang aku lewati saat berpacaran dengan Kevin, mulai dari menonton bareng di bioskop, pergi ke pasar malem, mengunjungi tempat-tempat wisata. Pokonya masih banyak momen lain yang tidak akan aku lupakan saat bersama Kevin.
Tak terasa sudah 6 bulan aku menjalin hubungan dengan Kevin, banyak suka duka yang kami alami bersama-sama, dan tak jarang pula kami bertengkar hanya untuk masalah kecil, tapi Kevin selalu bisa mencairkan suasana. Seperti saat itu aku ngambek karena berebut ciki yang hanya tinggal tersisa satu. Namun tiba-tiba saja Dia mencium keningku dan meledeku, lalu ia juga menjulurkan lidahnya dan menjulingkan matanya. aku pun tertawa geli. Dia selalu punya cara untuk membuatku selalu tersenyum. 
….
Hari ini adalah hari ulang tahun Kevin, aku ingin membuat surprise kepadanya, aku ingin memberikan kue ulang tahun yang ku buat sendiri untuk nya. Kue itu berwarna coklat, berbentuk hati, yang diatasnya diberi hiasan chery dan diatasnya pula terdapat tulisan HAPPY BIRTHDAY KEVIN.
“Semoga aja Kevin suka dengan kue yang aku buat, Besok aku akan memberikan kejutan ini kepadanya, aku akan datang kerumahnya tanpa memberi tahunya terlebih dahulu” kataku dalam hati.   
…..
Hari ini aku berusaha tampil secantik mungkin, dengan menggunakan taksi aku berangkat menuju rumah Kevin. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan dia, aku takut dia sedang tidak ada di rumah atau dia tidak menyukai kue yang aku buat untuknya, ku berharap semua berjalan sesuai rencana.
Taksi berhenti, aku pun sampai di halaman depan rumah Kevin, sambil menata rambutku yang agak sedikit berantakan, ku langkahkan kaki ku menuju pintu rumah Kevin, aku mengetuk pintu itu beberapa kali namun tidak ada jawaban, lalu ku coba membuka pintu itu, dan ku pegang gagang pintu itu.
“ tak dikunci “ gumamku.
“ semoga saja Kevin tidak sedang berada di luar rumah” Ucapku penuh harap.
Ketika aku masuk kedalam rumah Kevin, aku mendengar suara perempuan sedang ketawa cekikikan,aku bingung dan aku merasa ada yang aneh di rumah ini.
“bukanya Kevin hanya tinggal seorang diri??” Batinku dalam hati.
 lalu ku mencari tau asal suara itu.
” suara itu dari ruang tamu” gumamku dalam hati.
Ku segera melangkahkan kakiku menuju ruang tamu itu, namun aku tersontak kaget dan tak percaya, ketika aku melihat Kevin sedang bemesraan dengan wanita lain.
“ Kevin, si…si..siapa wanita itu?” Tanyaku kepada Kevin.
“ kevin siapa dia???” Tanya perempuan yang tak aku kenal itu.
“ heh kamu siapa??” tanyaku kepada perempuan yang tak aku kenal itu.
“ aku cindy pacarnya Kevin, kamu siapa ???”
“ apa pacar? heh kamu jangan suka ngehayal yang enggak-enggak deh aku ini pacarnya Kevin” kataku dengan suara meninggi.
Terjadi perkelahian antara aku dan selingkuhan Kevin.
“ apa maksud dari semua ini Kevin???... jawab aku!!!, kenapa kamu diam saja!!!, jelaskan kepada ku, ayo jelaskan semuanya padaku.” Kataku dengan suara agak sedikit meninggi dan serak.
“ kamu siapa ??? aku gak kenal sama kamu, kalau mau cari sensasi jangan di rumah orang dong, pergi kamu dari sini!!!” ucap Kevin kepadaku.
Tangisku sudah tak bisa kutahan lagi, kue yang aku buat untuk Kevin pun terlepas begitu saja dari tanganku, sungguh aku tak menyangka Kevin bisa sejahat itu kepadaku. aku pun berlari keluar dan aku pun tak tau harus pergi kemana, perasaanku hancur sekali. Ku tinggalkan mereka dan kue yang aku buat itu.
Sesampainya di rumah……
Ku langsung berlari menuju kamar dan menangis sekeras mungkin, oh tuhan kenapa Kevin menghianatiku, apa arti semua kebersamaan ku denganya selama ini, ia bahkan berkata tidak mengenaliku, semua memori kembali terulang, saat aku masih mengaguminya, saat kami tak sengaja bertabrakan, saat ia menyatakan cinta nya kepadaku dengan cara yang tak kuduga, saat kami jalan bersama dan saat ia bersama wanita lain. Sebutir luka darimu sudah lebih dari cukup memudarkan kebahaagiaan yang telah terukir, begitu tulus ku mencintaimu, namun kau hancurkan semua kebahagiaan itu dengan sebutir luka.
Terima kasih Kevin, kau sempat warnai hariku meski berakhir dengan kelabu.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar