Sebutir
luka telah memudarkan kebahagiaan yang telah terukir
Aku sangat
mengagumi dan mencintai seseorang tapi aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan,
mencintainya walau hanya diam-diam. Kevin laki-laki penuh pesona yang membuat
semua wanita yang melihat kagum dan tergila-gila kepadanya, begitu juga
denganku. Namun, aku sadar dia mustahil untuk bisa ku miliki, dimiliki oleh
wanita biasa sepertiku. Pandangan ku tertuju kepada sesosok laki-laki tinggi
putih itu.
“ Dia ada
disana, sedang bermain basket” gumamku sebari tersenyum.
Tapi
aku hanya bisa memandangnya dari tempat ku berdiri sekarang, aku tak memiliki
keberanian untuk bertatap muka atau hanya sekedar mengobrol denganya, apalagi menyatakan
perasaanku kepadanya itu sangat mustahil sekali. bukankah tak wajar bila wanita
yang terlebih dahulu menyatakan rasa cintanya???
…
Setelah
jam pelajaran usai aku bergegas menuju perpustakaan sekolah, aku ingin meminjam
buku ipa, akan tetapi wajah Kevin selalu ada di pikiranku dan aku juga selalu
saja memikirkan dia.
“ kenapa aku
selalu memikirkan dia!!! Yang sudah jelas-jelas dia tidak mencintaiku bahkan
dia tidak mengenaliku sekalipun. jadi buat apa aku memikirkan dia, ayolah Lavina
lupakan!! … ayo lupakan dia…!!!.” Kataku dalam hati.
Saat aku sudah usai mengambil buku yang ku
inginkan di rak buku, aku lalu menyerahkan kartu perpus ku kepada ibu perpus,
dan setelah itu aku segera bergegas menuju kelas. Saat aku sedang berjalan menuju
kelas, Tiba-tiba saja, tanpa sengaja aku menabrak Kevin. laki-laki yang selama
ini aku cintai dan aku kagumi .
“ maaf, aku gak
sengaja” kataku pelan, sambil mengambil buku ku yang terjatuh ke lantai. Aku
juga tak berani mentap wajahnya secara dekat seperti ini.
“ iya, gak apa-apa”
Ucap Kevin dengan singkat.
Aku berusaha untuk menjauhi Kevin, karena aku
sungguh tak bisa mengontrol jantungku yang berdegup amat kencang saat Kevin
berada di dekatku.
Saat aku melangkahkan kaki hendak
menjauhinya tiba-tiba saja ia menarik tanganku dan berkata
“ tunggu…. Kamu
Lavina kelas 12 ipa kan??” katanya
sambil tersenyum ke arahku.
“ i…iya, kamu tau dari mana?” kataku, aku bingung
dari mana Kevin bisa mengetahui namaku.
“ kamu, aku tau
namamu dari temenku” katanya sedikit tertawa.
“oh gituh”
jawabku singkat.
Aku senang sekali berarti Kevin suka
memperhatikanku.
“ aku pergi ke ruang guru ya” kata Kevin.
“ iya” jawabku disertai senyuman.
Kevin pun sudah pergi jauh meninggalkanku,
sedangkan aku diam membisu dan masih terpaku diam disini.
Aku
terus saja mengingat kejadian itu, seakan-akan dia tidak mau hilang dari
pikiranku, Aku menyangka bahwa kejadian itu hanya mimpi bukan kenyataan.
1 minggu kemudian……
Hp ku bergetar,
pertanda ada pesan yang masuk. Ku lihat layar hp ku, disana tertera nomor yang
tak ku kenal. Ku buka pesan itu
Hay Lavina
Ini aku Kevin, aku ingin berteman lebih dekat
denganmu. Boleh kan??
Aku
terkejut sekali setelah membaca pesan ini, apa benar itu Kevin????.... lalu
darimana dia dapat nomorku?? Pikirku dalam hati. Entahlah yang jelas setelah
aku membaca pesan ini perasaanku menjadi tidak karuan, aku juga merasakan
jantungku berdegup sangaaat kencang.
Ku balas pesan Kevin sambil tersenyum
kegirangan.
“ boleh kok .... tapi apa aku boleh tau ??? kamu tau
nomor hp ku darimana???”
dia membalasnya.“ aku tau nomor hp kamu dari sahabatmu Audry”.
“oh dari Audry”. Jawabku singkat.
Satu
minggu semenjak Kevin mengirim pesan kepadaku, kini aku dan Kevin pun lebih
akrab. Kevin juga sangat perhatian padaku, sering mengingatkanku untuk makan, dia
juga tak lupa mengingatkanku agar jangan terlalu cape, dia juga tak lupa
mengirim ucapan good morning, di
setiap pagi ,dan ucapan good night, di
setiap malam sebelum tidur. dan tak lupa dia juga selalu mengingatkanku untuk
selalu membaca doa sebelum tidur. Entah setatus apa yang sedang aku jalani
dengannya sekarang.
….
Seusai jam pelajaran aku pun bergegas
menuju kantin bersama dengan sahabatku Audry.
Sesampainya di
kantin…
“ audry tumben bangeeet ya kantin agak sepi
biasanya kan kantin rame bangeet sampe-sampe kita harus berdesak desakan.”
“ iya betul Lavina, kok tumben amat ya kantin
sepi, apa orang-orang lagi pada males pergi ke kantin” ucap audry sebari
melahap burger di tanganya.
Tiba- tiba saja hp ku berbunyi… ternyata Kevin
menelponku.
“ halo Lavina”
“ iya vin ada
apa?? “
“ ada yang
pengen aku omongin dan tunjukin sama kamu”
“ mau ngomongin
apa??? …. Dan mau nunjukin apa???” tanyaku kepada Kevin
“ udah kamu
kesini aja ya ke taman sekolah”
“ emangnya ada
apa sih???”
“udah kamu cepet
kesini aja”
“ iya, nanti aku
kesana”
Ku
tutup teleponku, aku pun segera bergegas menemui Kevin yang sedang berada di
taman sekolah. Sesampainya di taman, ku tak melihat Kevin, “dimana Kevin?? Apa
dia sengaja mengerjaiku???” Batinku dalam hati.
“ Lavinaaaaaa”
ku dengar
seseorang tengah memanggilku dan suara itu sudah tak asing lagi bagiku. “ya, itu adalah suara Kevin” kataku sembari mencari arah suara itu berasal.
Dan benar saja itu suara Kevin dan aku sangat terkejut sekali melihat banyaknya
teman-teman yang mengelilingi aku dan Kevin. Aku tak mengerti dan bingung apa
yang terjadi saat ini. Kevin mulai membuka suara
“ Lavina…hmmm La…La..Lavina,
mmmm…maa… maukah kau menjadi pacarku?”
Aku terdiam
mendengar ucapan Kevin, aku tak percaya dengan apa yang tadi Kevin ucapkan
kepadaku, tak terasa air mataku satu per satu jatuh membasahi pipi. Teriakan teman-teman
menggema di seluruh taman sekolah, aku benar-benar tak percaya, dan aku benar-benar
sangat bahagia, terkejut dan tak menyangka Kevin akan menyatakan cinta dengan
cara seromantis ini.
“ Terima ….
Terima …. “ teriak teman-teman sambil bertepuk tangan.
Aku terdiam
sejenak……
“ aku….aku…aku
mau menjadi pacarmu Kevin” jawabku.
Seketika
teman-teman bertepuk tangan dan bersorak gembira.
“ terima kasih Lavina,
kamu mau menjadi bagian dalam hidupku” katanya
pelan namun terdengar sangat indah sekali di telingaku.
“ terima kasih juga
kevin karena kamu sudah memberikan warna kebahagiaan dalam hidupku” sahutku.
Banyak
hal mengesankan yang aku lewati saat berpacaran dengan Kevin, mulai dari
menonton bareng di bioskop, pergi ke pasar malem, mengunjungi tempat-tempat
wisata. Pokonya masih banyak momen lain yang tidak akan aku lupakan saat
bersama Kevin.
Tak
terasa sudah 6 bulan aku menjalin hubungan dengan Kevin, banyak suka duka yang
kami alami bersama-sama, dan tak jarang pula kami bertengkar hanya untuk
masalah kecil, tapi Kevin selalu bisa mencairkan suasana. Seperti saat itu aku
ngambek karena berebut ciki yang hanya tinggal tersisa satu. Namun tiba-tiba
saja Dia mencium keningku dan meledeku, lalu ia juga menjulurkan lidahnya dan
menjulingkan matanya. aku pun tertawa geli. Dia selalu punya cara untuk
membuatku selalu tersenyum.
….
Hari
ini adalah hari ulang tahun Kevin, aku ingin membuat surprise kepadanya, aku
ingin memberikan kue ulang tahun yang ku buat sendiri untuk nya. Kue itu
berwarna coklat, berbentuk hati, yang diatasnya diberi hiasan chery dan
diatasnya pula terdapat tulisan HAPPY
BIRTHDAY KEVIN.
“Semoga aja
Kevin suka dengan kue yang aku buat, Besok aku akan memberikan kejutan ini
kepadanya, aku akan datang kerumahnya tanpa memberi tahunya terlebih dahulu” kataku
dalam hati.
…..
Hari
ini aku berusaha tampil secantik mungkin, dengan menggunakan taksi aku
berangkat menuju rumah Kevin. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan dia,
aku takut dia sedang tidak ada di rumah atau dia tidak menyukai kue yang aku
buat untuknya, ku berharap semua berjalan sesuai rencana.
Taksi
berhenti, aku pun sampai di halaman depan rumah Kevin, sambil menata rambutku
yang agak sedikit berantakan, ku langkahkan kaki ku menuju pintu rumah Kevin,
aku mengetuk pintu itu beberapa kali namun tidak ada jawaban, lalu ku coba
membuka pintu itu, dan ku pegang gagang pintu itu.
“ tak dikunci “
gumamku.
“ semoga saja
Kevin tidak sedang berada di luar rumah” Ucapku penuh harap.
Ketika aku masuk
kedalam rumah Kevin, aku mendengar suara perempuan sedang ketawa cekikikan,aku
bingung dan aku merasa ada yang aneh di rumah ini.
“bukanya Kevin
hanya tinggal seorang diri??” Batinku dalam hati.
lalu ku mencari tau asal suara itu.
” suara itu dari
ruang tamu” gumamku dalam hati.
Ku segera melangkahkan
kakiku menuju ruang tamu itu, namun aku tersontak kaget dan tak percaya, ketika
aku melihat Kevin sedang bemesraan dengan wanita lain.
“ Kevin, si…si..siapa
wanita itu?” Tanyaku kepada Kevin.
“ kevin siapa
dia???” Tanya perempuan yang tak aku kenal itu.
“ heh kamu
siapa??” tanyaku kepada perempuan yang tak aku kenal itu.
“ aku cindy
pacarnya Kevin, kamu siapa ???”
“ apa pacar? heh
kamu jangan suka ngehayal yang enggak-enggak deh aku ini pacarnya Kevin” kataku
dengan suara meninggi.
Terjadi
perkelahian antara aku dan selingkuhan Kevin.
“ apa maksud
dari semua ini Kevin???... jawab aku!!!, kenapa kamu diam saja!!!, jelaskan
kepada ku, ayo jelaskan semuanya padaku.” Kataku dengan suara agak sedikit
meninggi dan serak.
“ kamu siapa ???
aku gak kenal sama kamu, kalau mau cari sensasi jangan di rumah orang dong,
pergi kamu dari sini!!!” ucap Kevin kepadaku.
Tangisku
sudah tak bisa kutahan lagi, kue yang aku buat untuk Kevin pun terlepas begitu
saja dari tanganku, sungguh aku tak menyangka Kevin bisa sejahat itu kepadaku. aku
pun berlari keluar dan aku pun tak tau harus pergi kemana, perasaanku hancur
sekali. Ku tinggalkan mereka dan kue yang aku buat itu.
Sesampainya di
rumah……
Ku
langsung berlari menuju kamar dan menangis sekeras mungkin, oh tuhan kenapa
Kevin menghianatiku, apa arti semua kebersamaan ku denganya selama ini, ia
bahkan berkata tidak mengenaliku, semua memori kembali terulang, saat aku masih
mengaguminya, saat kami tak sengaja bertabrakan, saat ia menyatakan cinta nya
kepadaku dengan cara yang tak kuduga, saat kami jalan bersama dan saat ia
bersama wanita lain. Sebutir luka darimu sudah lebih dari cukup memudarkan
kebahaagiaan yang telah terukir, begitu tulus ku mencintaimu, namun kau
hancurkan semua kebahagiaan itu dengan sebutir luka.
Terima
kasih Kevin, kau sempat warnai hariku meski berakhir dengan kelabu.
0 komentar:
Posting Komentar